Politik di Indonesia Tak Perhatikan Toleransi

Politik di Indonesia Tak Perhatikan Toleransi

hillbuzz

Politik di Indonesia Tak Perhatikan Toleransi – Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menilai intoleransi meningkat menjelang pemilihan umum atau momentum politik lainnya. Jacques mengatakan bahwa dia sedang mencari solusi untuk intoleransi untuk menyelesaikan momentum politik.

Politik di Indonesia Tak Perhatikan Toleransi

hillbuzz – Yaqut berkata dalam diskusi virtual bertajuk “Survei Nasional Suara Pemuda Nasional tentang Masyarakat Negara”: “Saya tidak tahu bagaimana perilaku ini ditangani, tapi tentu kita tidak akan putus asa akan seperti apa nantinya.” Menurut Yaqut, saat momentum politik didasarkan pada pengalamannya, dia membuat pernyataan tentang meningkatnya intoleransi. Ia mengaku akan menyaksikan sendiri pada Pilpres 2019 dan Pilgub Jakarta 2017.

Ia mengatakan: “Kalaupun tidak ada hasil survei, tetapi ketika tingkat intoleransi mencapai momentum politik, tingkat intoleransi akan meningkat, tetapi ada momentum politik tertentu yang akan memperburuk intoleransi atau aktivisme.” Yaqut menjelaskan, sebelum pemilu, politisasi agama sering terjadi dan berulang. Isu agama dijadikan bahan untuk menarik suara, namun dampaknya memperburuk intoleransi.

Baca Juga : Rendahnya Rasio Pajak Indonesia Sedang Dicari Penyebabnya

“Apa yang dilihat Gubernur kita Pak Ahok saat memilih Pak Anies. Bagaimana isu agama menjadi dominan, naik pesat dan terjadi lagi kemarin saat pemilihan presiden,” ujarnya. Padahal, menurut hasil survei indikator politik Indonesia, masyarakat Indonesia masih mempertimbangkan nilai agama dalam pengambilan keputusan.

Sebanyak 47,8% anak muda kerap mempertimbangkan nilai agama dalam keputusan hidup mereka. Sebanyak 31 responden, 5% orang sering atau selalu mempertimbangkan untuk menggunakannya. Survei dilakukan dengan metode simple random sampling berjumlah 206.983. Orang yang diwawancarai didistribusikan secara acak di seluruh nusantara dan telah menerima wawancara tatap muka dalam dua tahun terakhir.

Pada saat yang sama, margin of error sekitar 2,9% dan tingkat kepercayaan 95%. Survei dilakukan mulai Maret 2018 hingga 2020. Seluruh sampel survei berhasil mewawancarai 1.200 WNI berusia 17-21 tahun.

Apa Itu Intoleransi?

Intoleransi adalah ketika suatu kelompok (seperti komunitas, kelompok agama atau kelompok non-agama) secara eksplisit menolak untuk mentolerir praktik keagamaan, kepercayaan atau kepercayaan. Kata “intoleransi” berasal dari prefiks “in” (artinya “tidak, tidak”) dan kata dasar “toleransi”, yang berarti sikap alami atau toleran, menambah atau mengurangi batas pengukuran penyimpangan yang masih diperbolehkan dalam mengukur pekerjaan di. Dalam hal ini, toleransi diartikan sebagai “sifat atau sikap toleransi”.

Istilah toleransi itu sendiri diartikan sebagai “keberadaan atau kehancuran (menghormati, mengizinkan, memungkinkan) suatu bisnis (pendapat, pendapat, kepercayaan, kebiasaan, perilaku, dll) yang berbeda atau bertentangan dengan bisnis itu sendiri.”

Dampak Dari Intoleransi

  • -Karena konflik sosial dalam kehidupan masyarakat, terjadi perpecahan etnis. Mungkin ekonomi, status sosial, ras, agama, dan budaya.
  • Kurangnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan. Dalam hal ini akan menghambat pembangunan yang terjadi. Bahkan akan terjadinya hal yang membuat pembangunan di Indonesia menjadi lambat dan tidak sesuai target.
  • Menghambat upaya pembangunan dan pemerataan sarana dan prasarana. Pemerataan di Indonesia tidak akan usai dan akan berakhir dengan korupsi di sebelah pihak yang membuat ketidakadilan di mata masyarakat.
  • Akan lebih baik jika melihat masyarakat dan budaya itu sendiri, sehingga menimbulkan sikap merendahkan terhadap budaya lain. Sikap ini mendorong terjadinya konflik antar kelompok
  • Terjadinya konflik etnis, antar suku atau agama. Konflik atau perpecahan dari intoleransi akan membuat bangsa Indonesia tidak maju dan tidak berkembang dari segi ekonomi, sosial, politik, serta sistem hukum Indonesia.
  • Kemerosotan suatu negara dan negara karena sulitnya pemerintah merumuskan kebijakan. Hal ini akan merepotkan pemerintah dalam mengesahkan suatu kebijakan yang dibuat, dan juga akan membuat mindset masyarakat Indonesia tidak maju dan ketinggalan zaman yang membuat kemunduran di negara Indonesia.

Apa Pengertian Dari Toleransi?

Etimologi Kata toleransi berasal dari bahasa Latin “tolerare”. Definisi toleransi adalah kesabaran dan menyakiti diri sendiri. Sedangkan istilah toleransi diartikan sebagai saling menghormati, saling menghormati, ekspresi pendapat, keyakinan, dan pandangan yang saling bertentangan.

Menurut bahasa, toleransi diartikan sebagai kemampuan setiap orang untuk menahan dan menanggung hal-hal yang tidak sejalan dengannya. Padahal, toleransi merupakan sikap yang membawa kebaikan dan bisa hidup berdampingan tanpa pandang bulu. Meski berasal dari latar belakang suku, agama dan budaya yang berbeda.

Pengertian Dari Toleransi Menurut Beberapa Ahli

– Max Isaac Dimont

Toleransi didasarkan pada sikap Max Isaac Dimont terhadap kedamaian dan norma umum saya, ini adalah kata-kata saya. Toleransi juga dapat diartikan sebagai sikap yang merupakan salah satu tingkah laku orang lain.

– Tillman

Selain itu, toleransi dan perdamaian terjalin erat menurut Tillman. Konon toleransi merupakan faktor penting dalam penciptaan perdamaian.

– Menurut Friedrich Heiler

Kemudian toleransi dan toleransi dapat mengenali pluralisme agama dan nilai pemeluk agama masing-masing berdasarkan sikap Friedrich Heller saja. Menurutnya, pemeluk agama ini menikmati hak yang sama dengan masyarakat.

Jenis toleransi

Toleransi dapat dibagi menjadi tiga jenis. Ketiganya juga dapat digunakan untuk menyampaikan pesan perdamaian dalam hidup ini. Jenis toleransi adalah sebagai berikut.

Toleransi politik

Ini lebih merupakan bentuk penghormatan terhadap pandangan politik orang lain. Ingat, setiap warga negara memiliki hak dan kebebasan politik saat memutuskan pendapatnya. Asal tidak melanggar dasar negara. Sikap ini bisa membantu memelihara persatuan dan perdamaian.

Toleransi beragama

Toleransi ini adalah salah satu toleransi terkuat. Seperti namanya, toleransi ini merupakan sikap saling menghormati dan menghargai perbedaan agama. Selain itu, terdapat banyak agama yang dikenal di Indonesia sendiri, antara lain Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Toleransi budaya

Jenis toleransi berikutnya adalah toleransi budaya. Ini adalah hasil dari keberagaman yang ada di Indonesia. Seperti kita ketahui bersama, Indonesia memiliki banyak budaya dan bahasa. Nyatanya, hampir setiap daerah memiliki budaya dan bahasanya masing-masing. Oleh karena itu, setiap orang harus mampu memperlakukan dan menghargai latar belakang budaya lain secara sederajat.

Kelebihan dari toleransi

Perkuat kekuatan iman

Indonesia adalah negara dengan banyak agama. Toleransi, setiap orang akan mampu menghargai agama lain, terutama saat beribadah. Perlu kita camkan dalam perilaku dan kebiasaan kita agar bangsa Indonesia tetap bersatu tanpa adanya perpecahan di antara masyarakat.

Perkuat Persaudaraan

Dengan toleransi maka setiap orang akan menghargai perbedaan penyebaran ras, budaya dan agama yang ada di Indonesia. Untuk setiap perbedaan yang ada, itu juga bisa menghasilkan perasaan emosional.

Melaksanakan pembangunan nasional

Dengan semangat toleransi, masyarakat percaya bahwa pembangunan dapat diakselerasi ke tingkat yang lebih tinggi. Karena semua warga memiliki pandangan yang sama tentang perbedaan.

Baca Juga : Joe Biden Sodorkan Anggaran Belanja Hingga Rp33.500 Triliun

Ciptakan harmoni dan kedamaian

Toleransi mengarah pada sikap seseorang agar dapat menghargai pendapat orang lain. Sikap ini membantu membangun harmoni dan kedamaian. Hal ini akan menguntungkan semua pihak individu dalam menjalin hubungan serta dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Membangun dan memperkuat kesadaran nasionalisme
Toleransi juga dapat menumbuhkan dan memperkuat kesadaran nasionalis rakyat. Jika Indonesia adalah negara kompleks yang harus mempertahankan banyak budaya, sikap ini juga bisa dicapai.

Berita